Cerewet.site - Starlink, layanan internet berbasis jaringan satelit milik Elon Musk, telah menerima izin operasi pada sekitar awal April kemarin. Sebulan kemudian, beberapa pengguna di tanah air tampaknya sudah menggunakan layanan internet Starlink saat ini. Sebagai layanan internet satelit, Starlink memiliki kemampuan untuk mencakup wilayah terpencil di mana internet fiber optic tidak dapat diakses.
 
Ini dibenarkan oleh dua pengguna internet Starlink yang berbagi pengalaman mereka di Twitter, media sosial X. Mereka adalah Ramda Yanurzha (@ryanurzha) dan Indra (@dryanaindra).

Selama diskusi lebih lanjut, Ramda dan Indra menyatakan bahwa Starlink lebih baik dan mungkin merupakan pilihan terbaik untuk mengakses internet di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan Fiber Optic (FO). Starlink sendiri pada dasarnya dapat digunakan oleh semua orang. 

Starlink dapat digunakan oleh pengguna bisnis dan rumahan di Indonesia. Ramada menggunakan Starlink di rumahnya di Jakarta Selatan, sedangkan Indra menggunakannya di rumahnya di Cigugur Girang, Parongpong, Bandung Barat. 

Meskipun lokasi mereka tidak terpencil, mereka menyatakan bahwa mendapatkan layanan internet melalui kabel fiber optic sulit bagi mereka.

Indra menyatakan bahwa dia senang membeli Starlink karena memiliki kemampuan untuk memberikan internet yang cepat, meskipun harga awalnya mahal. Namun, menurutnya, ini lebih hemat biaya daripada internet yang dia gunakan sebelumnya.

"Tempat tinggal saya bukan tempat yang jauh." Kabel listrik dan tiang harus menggunakan modal sendiri, meskipun mereka dekat dengan jalan utama. "Saya menggunakan salah satu provider dan modem CAT12 selama ini untuk mendapatkan kecepatan yang lebih stabil dengan biaya Rp 180.000 untuk kuota 100GB". 

Menurut Indra, kuota internet 100 GB dari provider sebelumnya hanya bertahan 2-5 hari, dan harga modem yang digunakan Indra cukup mahal, sekitar Rp 4 jutaan. "Jika saya isi per 4 hari, saya bisa menghabiskan Rp 1,4 juta sampai Rp 1,6 juta untuk internet rumah saja," katanya.

"Kata Indra. Untuk saat ini, Starlink menawarkan langganan bulanan sebesar Rp 750.000 yang memberikan kuota tak terbatas tanpa FUP. 

Indra dapat menggunakan 100 GB selama dua hari penggunaan, karena rumahnya berada di tengah lembah dan tidak dapat mengakses internet kabel. 

Dalam situasi ini, Starlink sudah menjadi pilihan saya, meskipun harganya mahal. Menurut Indra, jika orang tinggal di kota besar, layanan internet kabel optik lebih murah, tetapi Starlink bisa menjadi pilihan jika mereka tinggal di daerah yang tidak dapat mengakses kabel optik. 

Sementara itu, Ramda mengatakan bahwa Starlink adalah pilihan terbaik bagi mereka yang membutuhkan internet cepat (> 70 mbps) tetapi tinggal di daerah yang tidak dapat mengakses kabel optik.

Starlink juga mengklaim layanannya memungkinkan pengguna terhubung ke internet di tempat terpencil sekalipun; beberapa paket Starlink bahkan memungkinkan pengguna terhubung ke internet di tengah laut.

Harga Starlink Mulai Dari Rp 750.000

Pengguna memiliki banyak paket yang ditawarkan oleh Starlink. Secara umum, paket internet Starlink terbagi menjadi dua kategori: paket internet untuk pengguna individu dan paket internet untuk pengguna bisnis. 

Ada tiga pilihan untuk paket personal: Residensial (rumah), Jelajah, dan Kapal. Pengguna dapat melihat paket Starlink lainnya melalui tautan ini. 

Ramda dan Indra mengatakan mereka menggunakan paket personal Residensial Starlink dengan harga Rp 750.000 per bulan. Kedua pihak mengakui bahwa mereka perlu membayar biaya tambahan untuk pemasangan awal.

Biaya tambahan untuk pemasangan awal Starlink termasuk biaya untuk membeli perangkat keras penangkap sinyal atau kit Starlink dan biaya pengiriman.

Harga Starlink Kit berbeda-beda tergantung pada paket yang Anda pilih; misalnya, jika Anda memilih paket Residensial, harga perangkat kerasnya adalah Rp 7.800.000.

Sebagai contoh, berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk memesan layanan Starlink di wilayah Surabaya, biaya awalnya mencapai Rp 8.145.000, yang terdiri dari biaya berikut:

  1. Layanan paket Residensial: Rp 750.000 per bulan 
  2. Perangkat keras: Rp 7.800.000
  3. Pengiriman dan penanganan: Rp 345.000
Pengguna dapat memesan Starlink Kit langsung melalui website ini: https://www.starlink.com. Setelah itu, mereka harus mengisi data, membayar, dan Kit Starlink akan dikirim ke alamat pengguna.

Kit Starlink dikemas dalam boks berwarna hitam yang cukup besar. Di dalamnya terdapat satu unit Base (dudukan), satu unit Router, satu unit antena Starlink, dan kabel Starlink sepanjang 15,2 m dan kabel AC sepanjang 1,8 m.

Ramda menyatakan, "Perangkat (antena+wifi router) menjadi hak milik konsumen."

Menurut Ramda, mekanisme langganan Starlink sangat fleksibel. Pengguna dapat menghentikan atau melanjutkan langganan kapan saja, dan langganan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.

Paket residential ini menggunakan skema alamat semi-permanen, menurut Ramda. Jika pengguna ingin memindahkan perangkat keras Starlink ke lokasi lain, mereka dapat menggunakan alamat yang berbeda dari alamat pengiriman awal; namun, proses dan kuota yang diperlukan untuk proses tersebut harus dibayar.

Ramda menyatakan dalam utasnya bahwa ia telah memesan Starlink sejak Desember 2021; kemudian, pada 1 Mei, ia melakukan konfirmasi ulang dan menerima Kit Starlink pada 5 Mei 2024. Sementara itu, Indra menerima Kit Starlink pada 1 Mei 2024.

Pemasangan Starlink Sangat Sederhana




Menurut Ramda dan Indra, memasang Starlink di rumah tampaknya mudah dan sederhana. Pengguna hanya perlu menghubungkan perangkat keras ke sumber listrik dan kemudian mengaturnya melalui aplikasi Starlink yang terpasang di sistem operasi Android atau iOS.

Hanya perlu colokan proses ke sumber listrik. Ramda mengatakan perangkat Starlink ini membutuhkan listrik 50-75 watt. "Nanti dari hp kita konek ke wifi dengan SSID Starlink. Lalu, buka aplikasinya untuk lanjutkan setting."

Pengguna harus menempatkan perangkat keras Starlink di tempat dengan pemandangan langit yang jelas, tidak terhalang oleh objek, seperti yang disarankan oleh Indra dan Ramda. Pastikan antena Starlink terhubung ke sumber daya.

Pengguna kemudian perlu menyambungkan Wi-Fi Starlink ke ponsel. Ini dapat dilakukan dengan menekan tombol "scan sky" saat membuka aplikasi Starlink. Setelah itu, antena akan secara otomatis bergerak mengikuti arah satelit.

Kecepatan Starlink Mencapai 300 Mbps

Pengguna dapat menikmati internet satelit Starlink setelah proses pengaturan selesai. Ramada menggunakan Starlink di rumahnya di Jakarta Selatan, sedangkan Indra menggunakannya di rumahnya di Cigugur Girang, Parongpong, Bandung Barat.

Ramda mengatakan bahwa kecepatan downloadnya sekitar 60 Mbps hingga 80 Mbps, dan kecepatan uploadnya sekitar 35 Mbps, dengan latensi 28 ms. Namun, ini memang (hasilnya) diuji dalam 30 menit pertama.

Seharusnya rekomendasinya ditunggu beberapa jam agar kecepatan stabil, kata Ramda. Indra menyatakan hal yang sama. Internet Starlink milik Indra dapat mencapai kecepatan download 360 Mbps sekitar dua belas jam setelah pengaturan awal.

Dengan kecepatan rata-rata 250 Mbps, Indra menyatakan bahwa pengguna dapat menikmati internet satelit Starlink tanpa batas (unlimited) dan tanpa FUP; kuota 100 GB telah digunakan hanya dalam dua hari penggunaan.

Indra mengatakan, "Jika tidak ada pemakaian tinggi, kecepatan turun ke 10-20 Mbps. Namun, jika banyak pengguna, kecepatan bisa stabil di 150-260 Mbps."

Indra mengatakan bahwa meskipun hujan lebat, internet Starlink tetap stabil. Indra menambahkan bahwa pada awalnya, penyesuaian mapping signal hanya dilakukan saat kondisi cuaca buruk.

Sejauh ini, Indra menyatakan bahwa internet Starlink menawarkan pengalaman yang memuaskan untuk kegiatan sehari-hari. Namun, latensinya masih cukup tinggi sampai 28 ms, yang membuatnya tidak ideal untuk bermain game.

Kualitasnya tetap sangat baik untuk video call, kata Ramda.

Apa itu Starlink?

SpaceX, perusahaan penerbangan luar angkasa yang dimiliki oleh Elon Musk, menawarkan layanan internet Starlink kepada pengguna melalui satelit yang dikembangkan oleh SpaceX.

Starlink, sebuah layanan internet, telah dibuka untuk umum sejak tahun 2018. Hingga saat ini, roket Falcon 9 milik SpaceX telah digunakan untuk mengorbitkan sekitar 5.000 satelit Starlink.

Starlink berkomitmen untuk menyediakan layanan internet melalui jaringan broadband berkecepatan tinggi di wilayah yang luas, bahkan di daerah terpencil.

Menurut laman resmi SpaceX, dengan membeli langganan Starlink, pelanggan akan menerima dua perangkat yang memungkinkan mereka mengakses internet: antena penangkap sinyal satelit yang dikenal sebagai Starlink Base dan Router WiFi.

Sebuah jaringan broadband akan dikirim ke Bumi oleh satelit Starlink. Antena di rumah pengguna akan menerima jaringan tersebut, yang kemudian disambungkan ke perangkat WiFi Router untuk didistribusikan ke perangkat.

Dengan metode seperti itu, layanan Starlink beroperasi serupa dengan layanan internet yang cukup populer di Indonesia, seperti Indihome. Keduanya didistribusikan melalui router WiFi.

Dibandingkan dengan kabel fiber optic yang biasa digunakan oleh kebanyakan operator di Indonesia, Starlink membagikan jaringan broadband melalui satelit luar angkasa.