Cerewet.site - Setelah banyak merek baru masuk ke Indonesia, pasar mobil tetap stagnan, bahkan mentok di satu juta selama sepuluh tahun terakhir.
Sepanjang Januari hingga April, total 263.706 unit mobil telah didistribusikan, turun 22,8% dari 341.582 unit yang didistribusikan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Data wholesales Gaikindo menunjukkan penurunan ini. Penjualan mobil mengalami penurunan sebesar 34,9 persen dari Maret ke April secara bulan ke bulan.

Jika pasar terus menurun, bahkan mungkin mencapai 900 ribu, itu akan menimbulkan pertanyaan besar bagi pasar mobil Indonesia. Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto baru-baru ini menyatakan di Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara: "Saya bilang ini tragedi buat pasar otomotif di Indonesia karena makin banyak pemain, merek, model, dan produk, tapi pasarnya terus turun, jadi ada sesuatu yang harus dilakukan di pasar ini."

Pasar mobil di Indonesia masih memiliki rasio sekitar 99 mobil per 1.000 orang, dengan penjualan tahunan sekitar satu jutaan.

Penjualan mobil tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 2013, dengan 1.229.811 unit; penjualan kemudian turun lagi pada tahun berikutnya, tetapi masih tetap di atas satu jutaan.

Dia menambahkan, "Tapi sebagai APM (Agen Pemegang Merek), kita punya tugas masing-masing, seperti yang disampaikan pak Budi tadi, bagaimana kita melayani konsumen dengan baik, jadi pengalaman konsumen itu nomor satu."

Hyundai Ioniq 5, mobil listrik pertama yang dirakit secara lokal, mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan penjualan tahunan dari Januari hingga April. Sebanyak 446 unit Hyundai Ioniq 5 dikirim selama empat bulan pada awal tahun 2024, menurut penjualan Gaikindo.

Wholesales Hyundai Ioniq 5 turun sekitar 74,5% dari 1.755 unit yang dikirim pada periode yang sama tahun sebelumnya.