Cerewet.site - Setelah dana asing masuk ke Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka pada perdagangan hari ini.
Nilai tukar rupiah dibuka pada Rp 16.345/US$, naik 0,15% dari posisi penutupan sebelumnya, menurut data Refinitiv pada perdagangan Senin, 1 Juli 2024.

Sebagai hasil dari data transaksi yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) dari 24 hingga 27 Juni 2024, investor asing mencatatkan pembelian neto sebesar Rp 19,69 triliun, atau hampir Rp 20 triliun. Pembelian neto tersebut terdiri dari pembelian neto sebesar Rp 8,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), pembelian neto sebesar Rp 2,23 triliun di pasar saham, dan pembelian neto sebesar Rp 9,16 triliun di Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI).

Jumlah net buy asing hampir Rp 20 triliun ini sangat mengejutkan mengingat terakhir kali tercatat pada minggu ketiga Mei 2024, atau sekitar 1,5 bulan sebelumnya, ketika SRBI mencatat net buy asing sebesar Rp 22,06 triliun.

Selama 2024, berdasarkan data setelmen hingga 27 Juni 2024, investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp36,46 triliun di pasar SBN, penjualan bersih Rp9,78 triliun di pasar saham, dan penjualan bersih Rp123,21 triliun di pasar SRBI.

Fokus investor saat ini adalah rilis data pasar tenaga kerja mengenai jumlah lapangan kerja yang tersedia di Amerika Serikat dan jumlah pekerja yang menghidupi dirinya sendiri secara sukarela. Selain itu, mereka juga memperhatikan pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.

Sehubungan dengan ekonomi perdagangan, data lowongan kerja JOLT pada bulan Mei 2024 diperkirakan turun menjadi 7,85 juta lapangan kerja dari 8,05 juta pada bulan sebelumnya. Sementara itu, data penghentian pekerjaan JOLT diperkirakan akan tetap sebesar 3,5 juta pada bulan Mei 2024.

Sejauh ini, situasi pasar tenaga kerja di Amerika Serikat masih sangat sulit, dan meskipun inflasi telah melandai, masih belum mencapai target bank sentral.

Pada Forum Diskusi Panel Kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) tentang Perbankan Sentral 2024 di Sintra, Portugal, pidato Jerome Powell kemungkinan besar akan membahas kondisi ini lebih lanjut.

Komentar Powell tentang kondisi perekonomian global saat ini dan prospek kebijakan moneter Federal Reserve ke depan sangat penting untuk diperhatikan, terutama mengingat kita semakin dekat dengan pemilu AS.

Selain itu, pengumuman FOMC Minutes pada hari Kamis, 4 Juli 2024, harus menarik perhatian para pelaku pasar karena akan menyampaikan ringkasan kebijakan ekonomi dan moneter bank sentral AS di masa depan.

Karena Federal Reserve membuat tawaran lain yang membuat pelaku pasar menunggu, pasar biasanya lebih bergejolak sebelum Risalah FOMC.

Sejauh ini, plot dot terbaru menunjukkan bahwa pembuat kebijakan Federal Reserve memperkirakan penurunan suku bunga hanya satu kali pada tahun ini dan empat kali pada tahun 2025.