Serangan Cyberattack


Cerewet.site
Beberapa serangan siber belakangan ini menyasar institusi pemerintah Indonesia, termasuk Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2, yang menyebabkan gangguan pada banyak layanan. Ini adalah ringkasannya.Selama kuartal pertama tahun 2024—dari Januari hingga Maret—ruang digital Indonesia dilanda hampir 6 juta ancaman siber, menurut catatan Kaspersky.

Menurut laporan terbaru Kaspersky, dari Januari hingga Maret tahun ini, mereka berhasil memblokir 5.863.955 ancaman online, turun 23,37% dari 7.651.841 deteksi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Territory Manager Kaspersky untuk Indonesia, Dony Koesmandari, tren ancaman siber akan terus menyasar sektor keuangan dan lembaga pemerintah pada tahun 2024. Karena mereka adalah target pasar yang signifikan.

Untuk alasan apa pemerintah sering menjadi sasaran serangan siber? karena mereka memiliki sejumlah besar data. Secara keseluruhan, mencakup sekitar 278 juta orang di Indonesia. Pada bulan Februari, Donny mengatakan bahwa jika satu log dihapus, datanya akan sangat besar.

Serangan Cyber Attack mengarah ke Pusat Data Nasional 

Sejak 20 Juni, Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2 di Surabaya mengalami gangguan, yang mengakibatkan gangguan sejumlah layanan publik yang tidak dapat diakses. Brain Cipher ransomware digunakan untuk diretas PDNS.

Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), peretasan tersebut disebabkan oleh upaya untuk menonaktifkan Windows Defender. 282 kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang menggunakan PDNS 2 menjadi korban peretasan.

Di antaranya, 44 telah memiliki cadangan dan sedang dalam proses pemulihan segera, sementara 238 lembaga lainnya masih dalam pemantauan.

Selain itu, peretas meminta pemerintah untuk membayar tebusan sebesar US$8 juta, atau setara Rp131 miliar, untuk mengembalikan data di PDNS 2 Surabaya.Pemerintah tidak akan membayar atau memenuhi tuntutan tersebut, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.

Budi menyatakan dengan tegas bahwa itu tidak akan terjadi.

Sejauh ini, belum ada orang yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Di sisi lain, BSSN menyatakan bahwa mereka belum dapat menemukan peretas yang mengincar PDNS 2. 

Serangan Cyber Menuju data BADAN INTELEGEN STRATEGIS

Selain itu, ada dugaan bahwa data Badan Intelijen Strategis (BAIS) Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah diretas baru-baru ini. Akun X @FalconFeedsio menyampaikan informasi sebelumnya.Akun tersebut menyatakan bahwa MoonzHaxor, seorang pengguna di BreachForums, mengunggah data BAIS TNI.

Akun tersebut menulis, "MoonzHaxor, salah satu anggota paling terkenal di BreachForums, telah mengunggah file dari Badan Intelijen Strategis. Bocorannya termasuk file sampel dengan data lengkap yang tersedia untuk dijual."

BAIS adalah organisasi di bawah TNI yang bertanggung jawab untuk memberikan intelijen dan analisis strategis terkait pertahanan, khususnya dinamika negara lain. Organisasi ini juga berfokus pada intelijen tempur. 

BAIS pertama kali dibentuk sebagai lembaga intelijen militer dengan tujuan membantu kemenangan dalam perang. Akibatnya, tugas utama BAIS adalah mencakup dan menganalisis kemampuan tempur pasukan militer asing.

TNI mematikan server Badan Intelijen Strategis (BAIS) setelah data diretas. TNI sedang menyelidiki peretasan saat ini.

"Server telah dinonaktifkan untuk penyelidikan lebih lanjut," kata Mayjen Nugraha Gumilar, Kepala Pusat Penerangan TNI, saat dihubungi pada Rabu (26/6).